Seorang Jazzer terlatih untuk menggunakan intuisinya (suara hati) daripada pikiran kritis yg terindikasikan takut salah nada. Semakin menggunakan ketidak sadaran (dlm hal ini tercapai karena Pikiran sudah menjadi Muscle), terciptalah nada-nada yang powerful. Setelah di analisis mengandung berbagai macam content yang unggul, dari What to Play, How to Play, When to Play.
Proses Pacing yang berlangsung dgn accompanying lawan bicara (Leader) kemudian meLeading dgn Improvisasi Solo tercipta Unconsciously.
Keunggulan Master Jazz yang muncul dapat dideteksi dgn :
APA YG DIMAINKAN
MELODY
1)Melodic Functions
2)Melodic Lyricism
3)Melodic Curve
4)Melodic Phrase Lengths
5)Melodic Style
6)Melodic Continuity
RHYTHM
1)Rhythmic Forward Motion
2)Rhythmic Activity
BAGAIMANA MEMAINKAN
1)Rhythmic Feel
2)Accents
3)Articulation
4)Dynamics-natural and general
5)Special Effects
PACING/KAPAN MEMAINKAN
1)Resting between melodic phrases
Dari mengkode pattern2 unggul itu kita dapat mengutilisasikannya ke dalam Kontext permainan tertentu dgn berbagai dialek tertentu, dari Swing, Bebop, Hard Bop, Post-Bop, Latin, Samba, hingga Fusion.
Sebenarnya Musik adalah Bahasa. Bahasa-bahasa melodi, irama,dan harmoni yang berbeda-beda dalam tiap etnik. Bahasa (Musik) memiliki pola2 yg amat sangat bisa ditiru, dikembangkan, kemudian diajarkan kepada orang lain. Harmoni tertentu menciptakan "rasa" tertentu, "visualisasi" tertentu. Misal, dimainkan chord diminished 7 akan tercipta aroma, rasa, gambaran mistis tertentu. Melodi dan Ritmik pun menciptakan visualisasi,perasaan,aroma
Musik Jazz memiliki kerumitan teori yang mengalahkan musik lain. Tapi, apalah arti Teori bila tanpa Praktikum yang terealisasi dgn nyata. Prosesnya menurut saya, Pemraktekan -> Penteorian.
Learning is by Doing. Belajar adalah dgn melakukan. Lakukan pemolaan Pattern2 di dunia ini. Ada jutaan Pattern yang siap dipakai, dimanfaatkan, dikembangkan, diajarkan kembali.
No comments:
Post a Comment