Sunday, February 21, 2010

Gaungan Petikan Udara Malam

Jangkrik-jangkrik, kodok-kodok, serta suara hewan yang bersahutan dgn merdu di jam 11.45 malam menemani interaksi batin yang kusambut dengan mudah.

Terjaga di tengah malam sambil bertanya,"Ini jam berapa ?". Dialog yang tak terelakkan dalam batin berulang kali membuka alam sadarku untuk bangun membuka mata.

Gumaman-gumaman Peronda Malam menjaga dengan berputar-putar. Suara mono yang dipukul dari kayu bambu itu membuat hati tenang bukan menggundah. Ya, kuyakini ya tidak ada apapun yang terjadi.

Sebuah fenomena biasa. Tapi terjaganya tubuh dan pikiran dibangunkan oleh heningnya suasana. Sedikit suara. Menggaungnya petikan udara malam yang beresonansi mendengung deras di telinga.

Lihat gelapnya di luar yang sinar dari bulan masih memancar dan berwarna kekuning-kuningan. Bulan itu seakan-akan berkata dengan lirih, "Masih ada cahaya disini, gelap akan aku terangi". Jendela kotak memanjang dengan kaca yang sudah berembun menjadi pembukaku. Pintu terkunci rapat atau hanya tertutup saja bukan masalah bagiku. Tapi sunyinya yang bermasalah walau masih saja suara bambu-bambu itu menggaung.

Lah, sudah kurebahkan tubuh dan punggungku mulai bersetubuh dengan kasur berspreikan motif bunga. Leherku berpindah sana-sini menyamankan diri. Terekam jarum jam menunjuk ke arah angka 1. Kuayunkan sedikit pikiranku untuk menghitung dari 100 sampai 1 dan tertidurlah.

Melanjutkan perjalanan di zona mimpi...Berimajinasi unconciously...

No comments:

Post a Comment